Senin, 10 Desember 2012

Pariwisata di Kuningan - Jawa Barat

PARIWISATA KUNINGAN, JAWA-BARAT



Kabupaten dan kota Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat. Kuningan merupakan perlintasan jalan yang menghubungkan kota Cirebon dengan wilayah Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur tengah yang menghubungkan Bandung-Majalengka dengan Jawa Tengah.

Kuningan memiliki bentang alam fariatif mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan puncak tertinggi di Jawa Barat yaitu puncak gunung Cremai (3.076 m).

Selain bentang alam yang memikat, Kuningan juga memiliki pesona wisata budaya yang menarik, salah satunya ialah situs Cipari yang menunjukan bahwa daerah ini sudah dihuni oleh manusia sejak zaman pra sejarah atau sekitar 3.500 tahun sebelum masehi.

Beberapa potensi wisata yang dapat anda kunjungi di tanah Kuningan antara lain




Sangkanhurip

Sangkanhurip adalah sebuah lokasi wisata yang terdapat di Cilimus, Kuningan, dimana terdapat pemandian air panas alam bersumber dari gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di jawa barat.

Tempat ini menjadi terkenal karena banyak dibangun hotel dan resort mewah, sehingga wisatawan banyak yang berkunjung untuk menginap dan menikmati pemandangan kaki gunung Ciremai yang indah dan udaranya yang segar, serta untuk berendam di kolam air panas alam yang mengandung belerang.

Sangkanhurip dapat ditempuh dari kota Cirebon menuju Kuingan dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Terdapat sedikit kemacetan ketika kita melewati pasar Cilimus tapi tak seberapa. Lokasinya dekat dengan pasar Cilimus, tidak jauh setelah melewati pasar belok ke kiri. Perhatikan saja petunjuk hotel.

Bersebrangan dengan kawasan Sangkanhurip, di sebelah kanan adalah jalan menuju objek wisata Linggarjati, apabila anda sedang berkunjung ke Sangkanhutip, sempatkanlah sebentar untuk mengunjungi Museum Perundingan Linggarjati, hanya sekitar 15 menit perjalanan dari Sangkanhurip.



Wisata Gunung Ciremai

Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, menjulang tinggi sekitar 3.078 Meter di atas permukaan laut. Di puncaknya gunung ini memiliki sepasang kawah yang berpotongan, yaitu di ketinggian sekitar 2.900 Meter di atas permukaan laut. Gunung Ciremai merupakan gunung soliter yang terpisah dari gunung-gunung lain, dan masuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai dengan luas sekitar 15.000 Hektar.
Apabila anda melakukan pendakian, anda akan melewati beberapa zona yang berbeda, mulai dari perkebunan penduduk, hutan pinus, hutan pegunungan bawah & atas dengan pohon-pohon yang cukub besar, hutan dataran tinggi yang banyak ditumbuhi semak belukar termasuk bunga edelweis sampai dengan zona tanpa tumbuhan menjelang puncak.
Pendakian gunung Ciremai cukup melelahkan karena rutenya yang cukup panjang, tetapi perjalanan yang melelahkan itu akan terbayar dengan keindahan alam yang memikat. Gunung ciremai juga masih memiliki keanekaragaman fauna, seperti elang jawa, anjing gunung (ajag), macan tutul, kijang, kera, lutung dan satwa endemik lainnya.
Untuk mencapai puncak gunung Ciremai bisa ditembuh melalui beberapa jalur pendakian yaitu melalui desa Linggarjati, Palutungan dan Apuy. Masih ada beberapa jalur lain tetapi jalur tersebut jarang digunakan dan cukup berbahaya terutama untuk pemula.



Taman Wisata Alam Linggajati

Taman Wisata Alam Linggarjati adalah salah satu objek wisata alam yang terletak di Kabupaten Kuningan. Linggarjati juga merupakan salah satu tempat titik awal pendakian ke puncak Gunung Ciremai.
Salah satu daya tarik tempat ini ialah keanekaragaman flora dan fauna yang terdapat didalamnya. Flora yang terdapat di kawasan ini di antaranya : Bungur (Lagerstroemia sp), Pasang (Quercus sp), Kiara (Ficus sp), Lemo (Alstonia scholaris), Jamuju (Podocarpus imbricatus) dan Kiacret (Spathodea campulata). Jenis pohon-pohon tersebut tumbuh dengan baik dan kini telah banyak yang berdiameter lebih dari 50 cm dengan tinggi bebas cabang ± 10 meter serta memiliki tajuk yang lebar, sehingga membuat suasana menjadi sejuk bagi wisatawan. Jenis fauna yang ada di taman Wisata Alam Linggarjati adalah jenis burung seperti Burung Pipit (Lonchura leucogastoides) dan Kepodang (Oriolus chinensis), jenis satwa lainnya.

Di samping panorama alam yang indah Taman Wisata Alam Linggarjati memiliki hawa yang sejuk dan segar. Tidak jauh dari lokasi ini juga terdapat bangunan yang bernilai sejarah, yaitu gedung tempat berlangsungnya Perjanjian Linggarjati antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Belanda yang mempunyai daya tarik tersendiri. Baca sejarah gedung yang digunakan sebagai tempat konferensi Linggarjati di sini.

Taman Wisata Alam Linggarjati dari Bandung berjarak ± 160 Km, atau sekitar 28 Km dari kota Kuningan.



Cibulan

Kolam pemandian Cibulan merupakan salah satu objek wisata tertua di Kuningan. Obyek wisata ini diresmikan pada 27 Agustus 1939. Keunikan kolam ini ialah di dalamnya hidup ikan yang bernama ikan Dewa, yang konon merupakan jelmaan dari prajurit yang membangkang kepada prabu Siliwangi dan dikutuk menjadi ikan.



Telaga Remis

Talaga Remis merupakan sebuah danau yang terletak di Desa Kaduela, Kuningan, berjarak sekitar 37 km dari pusat kota Kuningan. Konon nama danau ini diambil dari binatang remis, sejenis kerang bewarna kuning yang banyak hidup di sekitar telaga ini.

Telaga remis itu sendiri sejatinya terdiri dari beberapa telaga yang terpisah, yakni Telaga Leat, Telaga Nilem, Telaga Deleg, Situ Ayu Salintang, Telaga Leutik, Telaga Buruy, Telaga Tespong, dan Sumur Jalatunda. Objek Wisata Telaga Remis menyimpan keanekaragaman flora dan fauna, terdapat kurang lebih 160 jenis tumbuhan diantaranya sonokeling, malaka, kosambi dan lain-lain.

Talaga Remis memiliki pemandangan pegunungan yang indah serta danau dengan air yang jernih sehingga cocok untuk berwisata. Kebanyakan wisatawan yang berkunjung menghabiskan waktu dengan menikmati makanan khas berupa ikan gurame yang banyak terdapat di restaurant-restaurant di sini, selain menikmati wisata air dengan menggunakan sepeda air atau perahu, atau sekedar berjalan kaki menikmati pemandangan danau dan hutan dengan udara yang bersih. Daya tarik lain tempat ini adalah adanya satu jenis tumbuhan langka yaitu Pisang Hyang.menjadi obyek wisata budaya yang cukup terkenal baik di dalam negeri maupun mancanegara.


Air Terjun / Curug Sidomba

Curug Sidomba merupakan sebuah obyek wisata yang terletak di kaki gunung Ciremai. Berlokasi di desa Peusing kecamatan Jalaksana yang dapat ditempuh sekitar 30 menit dari kota Kuningan Jawa Barat.

'Curug' diambil dari bahasa Sunda yang berarti air terjun, dan 'Sidomba' dari nama binatang domba atau kambing karena di daerah ini banyak terdapat domba yang memiliki tanduk lebih dari dua. Air terjun curug Sidomba memiliki ketinggian 3 meter. Curug ini merupakan salah satu curug buatan di sungai yang jalurnya tepat mengalir di daerah ini, airnya cukup jernih, dingin dan segar bersumber dari mata air gunung Ciremai, sungai Curug Sidomba dibendung dan terdapat berbagai macam ikan, seperti ikan mas, dan ikan 'Kancra Bodas'.
Percaya atau tidak konon ikan 'Kancra Bodas' tidak bisa ditangkap, ketika dikuras ikan-ikan ini menghilang tidak diketemukan. Ada aturan bagi pengunjung untuk tidak bolehkan memberi makan atau memancing ikan di area ini dan juga tidak diperbolehkan untuk berkata yang kasar, menurut penjaganya bakal ada akibatnya.
Seperti layaknya daerah wisata yang lain, Curug Sidomba dilengkapi oleh fasilitas restaurant, 'saung' dan arena bermain anak, di area ini juga tersedia camping ground yang banyak digunakan oleh sekolah - sekolah untuk mengadakan perkemahan di objek wisata ini, dilokasi ini terdapat Mesjid megah dengan satu menara ASMA’UL HUSNA, untuk menuju menara melaui tangga dengan jumlah 99 anak tangga. dari atas menara, anda dapat melihat keindahan alam kaki Gunung Ciremai yang sebagian wilayah masih rindang dengan pohon - pohon besar.


Sejarah Gedung Perundingan Linggarjati (Museum Linggarjati)

Gedung perundingan Linggarjati semula merupakan sebuah bangunan gubuk milik Ibu Jasitem pada tahun 1918, yang kemudian berkembang dan berganti kepemilikan sampai digunakan sebagai gedung perundingan yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Lokasinya yang terletak di kaki gunung dengan udara yang segar menjadikan rumah ini cocok untuk lokasi peristirahatan dan hotel.

Berikut adalah sejarah gedung perundingan Linggarjati:

Tahun 1918 di tempat ini berdiri sebuah gubuk sederhana milik Ibu Jasitem

Tahun 1921 oleh seorang bangsa Belanda bernama Tersana dirombak menjadi bangunan semi permanen.

Tahun 1930 dibangun menjadi permanen dan menjadi rumah tinggal keluarga Van Os.

Tahun 1935 dikontrak oleh Theo Huitker dan dijadikan hotel dengan nama RUSTOORD.

Tahun 1942 Jepang menjajah indonesia, dan hotel ini berganti nama menjadi Hotel Hokay Ryokan.

Tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, hotel ini diberi nama Hotel Merdeka.

Tahun 1946 di gedung ini terjadi peristiwa bersejarah yaitu berlangsungnya perundingan antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Belanda yang menghasilkan naskah linggarjati, sehingga gedung ini sering disebut sebagai gedung perundingan Linggarjati.

Tahung 1948 sampai 1950 semenjak agresi militer Belanda ke II, gedung ini dijadikan sebagai markas tentara belanda.

Tahun 1950 sampai 1975 gedung ini ditempati oleh sekolah dasar negeri linggarjati.

Tahun 1975 Bung Hatta dan Ibu Sjahrir berkunjung dengan membawa pesan bahwa gedung ini akan dipugar oleh Pertamina, tapi usaha ini hanya sampai pembuatan bangunan sekolah untuk sekolah dasar negeri Linggarjati.

Tahun 1976 gedung ini oleh pemerintah diserahkan kepada Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan untuk dijadikan museum memorial.

Demikianlah perjalanan panjang sebuah gedung yang sangat bersejarah bagi berdirinya Bangsa Indonesia yang merdeka saat ini.